Ketua Bawaslu Kampar Giring Generasi Muda Agar Berperan Dalam Proses Demokrasi

Bangkinang Kota , MisteriBicara.com – Untuk membekali wawasan politik bagi generasi muda, Ketua Bawaslu Kampar, Syawir Abdullah hadir dalam kegiatan P5 Suara Demokrasi yang mengusung tema “Peran Siswa Sebagai Generasi Muda Dalam Proses Demokrasi,” di Aula SMAN 2 Bangkinang Kota, Jum’at (30/08/2024).

Dalam paparan materinya, Syawir menyampaikan bahwa politik bukanlah sesuatu yang tabu untuk disampaikan kepada generasi muda seperti siwa/siswi SMAN 2 Bangkinang Kota yang hadir pada saat ini,

“Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada pihak sekolah SMAN 2 Bangkinang Kota yang telah memfasilitasi kegiatan ini dengan menghadirkan adik-adik siswa/siswi SMAN 2 Bangkinang Kota,” ungkap Syawir.

“Mungkin selama ini kita semua banyak mendengar, membaca atau menyaksikan dari berbagai sumber tentang kondisi politik di Indonesia saat ini, bahkan mungkin juga kita langsung menyimpulkan bahwa ternyata politik itu kejam,” tambahnya.

“Maka dari itu saya sangat senang bisa hadir di tengah siswa/siswi SMAN 2 Bangkinang Kota ini untuk mengulas sedikit banyaknya tentang bagaimana politik itu sebenarnya, tapi sebelumnya saya berharap semua kita yang ada di ruangan ini dapat bekerja sama untuk mengesampingkan persepsi negatif dulu tentang politik,” ucapnya.

“Secara singkat, politik itu adalah cara untuk mencapai suatu tujuan yang identik dengan jabatan atau kekuasaan, tetapi perlu kita garis bawahi bahwa tidak semua cara dihalalkan untuk mecapai tujuan tersebut,”

“Saya ibaratkan politik itu seperti sepeda motor yang sebagian besar Adik-adik atau kita gunakan sehari-hari, dari perusahaan sepeda motor itu diciptakan dengan roda dua, setibanya di Bangkinang, kemudian dibeli oleh Adik-adik dan masyarakat Bangkinang, ketika dibawa oleh anak-anak muda sebaya Adik-adik, sepeda motor tadi bisa rodanya jadi satu, dengan aksi standing, bagi mereka yang disabilitas atau memiliki kekurangan sepeda motor tadi bisa menjadi roda 3,”

“Artinya apa? Sepeda motor tadi yang saya sebutkan tadi itu adalah politik, kemudian sampai ke tangan-tangan penggunanya bisa menjadi berbeda jumlah rodanya, belum lagi nanti ada yang memodifikasinya lagi, itulah politik, tergantung siapa yang menjadi pemerannya atau penggunanya,”

“Untuk itu saya berpesan kepada Adik-adik semua agar mempelajari politik itu lebih luwes lagi walau mungkin tidak akan disampaikan secara rinci di sekolah, karena politik Indonesia ini butuh generasi-generasi intelektual yang mampu membawa demokrasi negeri ini ke arah yang lebih baik lagi,” tutupnya.

Laporan : Rano