Pekat IB Riau Soroti Gerakan Mahasiswa: Antara Aspirasi dan Kepentingan Politik

 

Bangkinang Kota, MisteriBicara.com— Aksi demonstrasi mahasiswa terhadap Bupati Kampar yang berlangsung beberapa hari lalu masih menyisakan tanda tanya di ruang publik. Di tengah derasnya arus opini yang berkembang, sebagian masyarakat mulai mempertanyakan: apakah aksi itu benar-benar murni suara mahasiswa, atau sudah diboncengi oleh kepentingan politik tertentu?

Suasana politik Kampar yang tengah dinamis membuat peristiwa itu tak bisa dilepaskan dari konteks yang lebih luas. Saat ini, Pemerintah Kabupaten Kampar sedang melaksanakan evaluasi terhadap pejabat eselon II — sebuah proses yang sering kali menjadi titik sensitif dalam roda birokrasi.

Dalam situasi seperti ini, setiap gerakan di jalanan mudah sekali diartikan sebagai bagian dari permainan kekuasaan.

Dari pantauan publik, muncul kabar akan adanya aksi lanjutan yang digagas oleh Forum Pemuda Mahasiswa Kampar-Riau (FPMK-Riau) pada 3 November 2025 di rumah dinas Bupati Kampar. Kabar ini memantik perhatian tajam dari Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu (Pekat IB) Provinsi Riau, yang menilai gerakan tersebut perlu diawasi agar tetap murni dari niat mahasiswa.

“Jika aksi itu keluar dari ruh perjuangan mahasiswa, atau justru diarahkan untuk mengganggu stabilitas politik demi kepentingan tertentu, maka Pekat IB akan menjadi garda terdepan untuk menjaga ketertiban dan stabilitas daerah,” tegas Sutan ATT IV, Sekretaris Wilayah Pekat IB Provinsi Riau, saat ditemui di Bangkinang, Sabtu (01/11/25).

Menurut Sutan, pihaknya sudah mengantongi petunjuk awal terkait aktor di balik rencana aksi lanjutan tersebut. Ia menilai ada indikasi upaya sistematis untuk menunggangi semangat idealisme mahasiswa demi kepentingan sempit segelintir pihak.

 

“Kami tidak ingin adik-adik mahasiswa menjadi korban dari permainan politik yang kotor. Mereka adalah generasi masa depan, bukan alat kepentingan biadab,” ujarnya tegas.

Bagi Pekat IB, mahasiswa adalah aset bangsa yang harus dijaga pemikirannya agar tetap jernih dan berpihak kepada kepentingan masyarakat, bukan pada ambisi kekuasaan. Menurut Sutan, menanamkan kebencian terhadap pemimpin tanpa dasar yang objektif hanya akan merusak masa depan generasi muda dan menurunkan kualitas demokrasi di daerah.

“Gerakan mahasiswa itu suci jika lahir dari hati nurani. Tapi kalau sudah diracuni oleh kepentingan tertentu, hasilnya bukan perubahan, melainkan kerusakan,” tambahnya.

Sutan ATT IV juga menegaskan bahwa siapa pun yang mencoba mengganggu stabilitas politik dan pembangunan di Kabupaten Kampar akan berhadapan langsung dengan Pekat IB. Ia mengajak seluruh elemen pemuda dan mahasiswa untuk tetap menyuarakan aspirasi secara elegan, tanpa harus kehilangan idealisme.

“Kita harus sama-sama menjaga Kampar ini tetap damai dan fokus membangun. Jangan sampai kepentingan pribadi menenggelamkan cita-cita besar untuk kesejahteraan masyarakat,” tutupnya.

Laporan : Rano