Pekanbaru, MisteriBicara.com – Di tengah derasnya arus modernisasi dan kemajuan teknologi, ancaman narkoba masih menjadi momok yang membayangi masa depan generasi muda. Tidak hanya di perkotaan, pengaruhnya kini menembus batas ruang dan waktu — menjangkau hingga ke sekolah-sekolah dan lingkungan sosial remaja. Dalam konteks inilah, Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Kampar hadir untuk memberikan edukasi dan pembekalan kepada para peserta Latihan Korps Kadet Republik Indonesia (KKRI) Gelombang III yang dilaksanakan di Kodam Arhanud 13/PBY di Pekanbaru, Sabtu (1/11/2025).
Kegiatan yang berlangsung sejak 31 Oktober hingga 2 November 2025 ini diikuti oleh perwakilan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Provinsi Riau. Di balik disiplin dan semangat juang yang ditanamkan melalui pelatihan KKRI, terselip upaya luhur untuk membentuk generasi yang tangguh — bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara moral dan mental.
BNK Kampar mengutus enam anggotanya dalam kegiatan ini, dengan narasumber utama, Adi Jondri Putra didampingi oleh Kapten Zulkifli, Adriansyah, Delsri Fitria, Elita Fatma, dan Iqbal Saputra.
Sebelum penyampaian materi dimulai, Kapten Zulkifli menyampaikan salam dari Ketua Umum BNK Kampar, Dr. Hj. Misharti, S.Ag., M.Si., yang senantiasa menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menjaga generasi muda dari bahaya narkoba.
Adi Jondri Putra memulai materi dengan sebuah analogi sederhana: uang yang diremukkan atau diinjak sekalipun, nilainya tetap berharga. Begitu pula manusia — apa pun keadaan dan tantangan yang dihadapi, kita tetap berharga dan memiliki masa depan yang layak diperjuangkan. Pesan ini saya sampaikan agar para kadet muda menyadari nilai diri mereka dan menolak segala bentuk ajakan yang dapat merusak masa depan, termasuk Narkoba.
Dalam penjelasan berikutnya, Adi Jondri memaparkan lima faktor yang sering menjadi penyebab seseorang terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba. Rasa sungkan terhadap teman atau karena menghargai teman, rasa penasaran dan beranggapan bahwa sekali pakai saja tidak apa-apa, keinginan mencoba karena punya uang, keyakinan keliru bahwa dirinya merasa bisa mengendalikan dosis, hingga anggapan bahwa Narkoba dapat meningkatkan semangat — semuanya adalah jebakan psikologis yang seringkali berujung pada penyesalan.
Namun, pencegahan tidak hanya berbicara tentang larangan. Pencegahan juga harus mengedepankan pendekatan pembentukan karakter. Karena itu, Adi Jondri menekankan enam langkah praktis agar generasi muda dapat terhindar dari bahaya narkoba: memahami bahaya narkoba dengan benar, memilih teman pergaulan yang baik, menjadikan rumah sebagai tempat ternyaman, aktif dalam kegiatan positif, memperkuat iman dan takwa, serta senantiasa berdoa agar dijauhkan dari keburukan.
Antusiasme para peserta luar biasa. Mereka bukan hanya mendengarkan, tetapi juga aktif bertanya dan berdiskusi. Di balik seragam KKRI yang tegas dan disiplin, tersimpan semangat ingin tahu yang tinggi dan tekad untuk menjaga diri dari pengaruh buruk narkoba. BNK Kampar memberikan apresiasi berupa hadiah kecil kepada peserta yang berani tampil menjawab pertanyaan, sebagai simbol penghargaan atas keberanian dan semangat belajar mereka.
Kegiatan ini mungkin hanya berlangsung dalam hitungan jam, namun nilai yang ditanamkan di dalamnya bisa menjadi bekal seumur hidup. Karena sejatinya, membentengi generasi muda dari narkoba bukan hanya tugas lembaga pemerintah, tetapi tanggung jawab kita semua — keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan.
Generasi muda adalah aset bangsa. Mereka bukan hanya penerus, tetapi juga penentu masa depan negeri ini. Maka, menjaga mereka berarti menjaga masa depan Indonesia. Dari lapangan Kodam Arhanud 13/PBY Pekanbaru, semangat “Hidup Sehat Tanpa Narkoba” itu kembali berkobar — menandakan bahwa perjuangan melawan narkoba tidak pernah berhenti, dan akan terus dilanjutkan oleh generasi muda yang kuat, beriman, dan berkarakter.
Laporan : Rano












